ALT_IMG

Ridwan Ch Madris

Ridwan Ch. Madris, Alias Ridwan Haris, Lahir Bandung 28 Januari 1979. Pernah kuliah di Universitas Islam Nusantara (UIN) Bandung, FKIP Jurusan Bahasa Sastra Indonesia dan Seni, STAI Kharisma Cicurug Sukabumi. Selesai kuliahnya di Perguruan Tinggi swasta STAI Soreang Readmore...

ALT_IMG

Gusjur Mahesa

Agus Priyanto, S.Pd., M.Sn. Alias Gusjur Mahesa, Lahir Maospati, 01 Agustus 1966. Berteater sejak Tahun 1986 di UTMIB (Unit Teater Mahasiswa Ikip Bandung), Tahun 1993 masuk Bengkel Teater WS Rendra di Depok. Tahun 2000 bekerja sebagai kepala Sudio Hanafi Depok Readmore..

Alt img

Fasha Imani

Fasa Imani Pebrianti, nama pena Fasya Imani, Lahir di Bandung 11 Februari 1997. seorang Pelajar di STSI Bandung jurusan Teater. Aktif menulis sejak duduk di bangku SMA, puisi-puisinya pernah dimuat di majalah Bhineka Winiakarya, Buku Antalogi bersama Sastrawan Indonesia Readmore...

ALT_IMG

Raden Husni KH

Husni Mubarok atau Niie'Alones, Lahir di Bandung 24 Februari. seorang Manusia biasa yang gemar Seni, khususnya Musik. pernah nge-Band sejak kelas 6 SD bersama Saudaranya. punya Mini Album ciptaan sendiri beraliran Pop, dulu pernah dimuat di GRG Radio, Qyu fm Soreang Readmore...

ALT_IMG

Teater Menara

Teater Menara adalah sebuah Komunitas yang bergerak di bidang Teater, Musik, dan Sastra. Teater Menara di dirikan oleh Ridwan Ch Madris (Penulis/Sutradara), dan Gusjur Mahesa (Motivator). Release 08 Februari 2015 di Aula Timur STAI Baitul Arqom, cek http://youtu.be/apqDlyXoaOA Readmore...

Rabu, 18 Februari 2015

Istilah-Istilah Dalam Dunia Broadcast / Perfilman

0 komentar
Sesuai dengan judul diatas, Admin akan memperjelas atau mengartikan Istilah-Istilah dalam Dunia Broadcast atau Dunia Perfilman.
Mungkin  diantara kalian ada yang belum tau, atau kalian berminat menjadi Produser, Sutradara atau Aktor. Ini tepat sekali untuk bahan pembelajaran untuk memperdalam di Dunia Broadcast atau Dunia Perfilman, disimak baik-baik ya :)
Amount :
Akumulasi biaya kebutuhan produksi
Artificial Shot :
Pengambilan gambar dengan lebih memperindah shoot sehigga lebih bernuansa Seni
Artificial Light :
Cahaya hasil rekaan/buatan. Termasuk sumber cahaya dari lampu.
Aviable Light :
Cahaya yang berasal dari Alam (Nature). Termasuk cahaya matahari, bulan, ataupun cahaya yang berasal dari api.
Actor/Actress :
Sebutan untuk Pemeran Pria atau Wanita
Art Departement :
Bagian artistik, bertanggung jawab terhadap Perancang Set Film. Seringkali bertanggung jawab untuk keseluruhan Desain Produksi. Tugasnya biasanya dilaksanakan dengan kerjasama yang erat dengan Sutradara dan Cameraman.
Asst. Director :
Seorang Asisten Sutradara Film yang memperhatikan administrasi, hal yang penting sehingga Departemen Produksi selalu mengetahui perkembangan terbaru proses pengambilan film. Ia bertanggung jawab akan kehadiran Aktor/Aktris pada saat dan tempat yang tepat, dan juga untuk melaksanakan Instruksi Sutradara.
Asst. Cameraman :
Orang yang bertugas membantu Cameraman untuk pengambilan gambar.
Asst. Lighting :
Orang yang membantu chef atau pimpinan divisi lighting dalam penataan letak  cahaya lampu.
Asisten Produser :
Seorang yang membantu produser dalam menjalankan tugasnya.
Back light :
Sebagai cahaya tambahan, tapi berguna untuk menciptakan suasana ruang dibelakang adegan.
Back Light Shot :                  
Pengambilan gambar dengan posisi kamera berhadapan frontal dengan sumber cahaya didepannyasehingga memungkinkan terekamnya siluet.
Big Close Up (BCU) :
Pengambilan gambar dengan framing memusat pada salah satu bagian tubuh.
Bird Eye View :
Seperti top angle akan tetapi lebih dramatis, seperti penglihata seekor burung dari atas.
Blur :
Efek hasil perekaman gambar sehingga tampak seperti tidak fokus dan tampak buram.
Breakdown Budget :
Biaya masing-masing kebutuhan produksi dari masing-masing departemen, yang dirinci secara detail.
Budget Produksi :
Keseluruhan dana untuk produksi.
B & W : 
Membuat visualisasi warna menjadi hitam putih.
Call Sheet :
Lembaran catatan administrasi produksi berguna sebagai undangan atau pengingat jadwal produksi yang akan dilaksanakan pada hari berikutnya, yang diberikan kepada setiap kru pelaksana produksi dari sutradara hingga krun pendukung produksi yang bekerja paling bawah.
Camera Angle :      
Teknis pengambilan gambar dari sudut pandang tertentu untuk mengekspose adegan.
Camera Report :
Laporan pengiriman gambar dari departemen kamera yang nantinya berguna dalam proses editing, dimana terdapat catatan pengambilan gambar lengkap dengan status hasil gambar, not good atau ok atau mungkin sebagai choose.
Camera Roll :
Jadwal operator kamera melakukan pengambilan gambar.
Cast :
Pemeran.
Casting :
Step produksi yang dilakukan pada tahap praproduksi untuk memilih dan mendapatkan pemeran karakter yang sesuai dengan tuntutan sekenario dan sutradara.
Clapper Board :
Informasi mengebai scene, shot, dan tahe untuk mempermudahkan memilioh nhasil terbaik pada proses editing.
Close Up (CU) :
Framing pengambilan gambar dimana kamera berada dekat atau terlihat dekat dengan subjek sehingga gambar yang dihasilkan atau gambar subjek memenuhi rruang frame.
Code In :
Tanda angka dalam detik sebagai informasi awal waktu dimulainya pengambilan gambar yang tertera pada LCD kamera atau monitor.
Code Out :
Tanda angka dalam detik sebagai informasi akhir waktu pengambilan gambar yang tertera pada LCD kamera atau monitor.
Contact Person Lokasi :   
Nomor telpon yang bisa dihubungi oleh setiap pelaksana produksi (biasanya nomor telfon manager produksi atau line produser lainnya.
Costume :
Baju atau atribut yang biasanya dipakai oleh cast.
Crane :
Gerakan meninggi atau merendah dari dasar pijakan objek atau gerakan kamera diatas kkatrol naik atau turun.
Crew Call :
Jadwal pemanggilan crew produksi.
Curiosity :
Antisipasi dugaan dari penonton yang bisa memancing rasa penasaran atas sebuah adegan.
Colour Temperature :
Apabila tombol AWB (Automatic White Balance) atau menggunakan sistem auto white balance maka akan tampil dan terbaca temperatur derajat kelvin (Ko). Tampilan derajat (Ko) seperti kebiruan, kemerahan, cahaya kurang atau berlebihan.
Cut In, Insert :
Suatu shot yang disisipkan pada shot utama (master shot) dengan maksud untuk menunjukkan detil.
Cut Away, Intercut, Reaction Shot :
Shot action yang diambil pada saat yang sama sebagai reaksi dari shot utama.
Cut On Direction :
Suatu sambungan shot dimana shot pertama dipertunjukkan suatu obyek yang bergerak menuju ke suatu arah, shot berikutnya obyek lain yang mengikuti arah gerakan shot pertama.
Cut On Movement :
Sambungan shot dari suatu obyek yang bergerak ke arah yang sama, dengan latar belakang yang berbeda.
Cut Rhime :
Pergantian shot atau adegan dengan loncatan ruang dan waktu pada kejadian yang (hampir) sama dalam suasana yang berbeda.
CRAB :
Gerakan kamera secara lateral atau menyamping, berjalan sejajar dengan subyek yang sedang bergerak. (Crab Left: bergerak ke kiri, Crab Right: bergerak ke kanan)
Camera Person :
Orang yang mampu menggunakan kamera, memiliki pengalaman syuting untuk film dan mengerti cara pengambilan gambar yang bagus.
Camera Departement :
Bertanggung jawab untuk memperoleh dan merawat semua peralatan kamera yang dibutuhkan untuk memfilmkan sebuah motion picture. Juga bertanggung jawab untuk penanganan film, pengisian film, dan berhubungan dengan laboratorium pemrosesan.
Cinematographer (Sinematografer) :
Penata Fotografi yaitu orang yang melaksanakan aspek teknis dari pencahayaan dan fotografi adegan. Sinematografer yang kreatif juga akan membantu sutradara dalam memilih sudut, penyusunan, dan rasa dari pencahayaan dan kamera.
Costume Designer :
Orang yang merancang dan memastikan produksi kostum secara sementara maupun permanen untuk sebuah film.
Daily Production Report :       
Laporan produksi harian, berisi rencana produksi dan laporan pelaksanaan sesuai kondisi lapangan.
Date of Production :
Tanggal pelaksanaan produksi.
Day :
Hari produksi dilaksanakan, atau juga hari kebeberapa dalam pelaksanaan produksi.
Day/Night :
Keterangan waktu pada script sebagai blue print mengenai waktu pelaksanaan produksi.
Description :
Gambar adegan alur peristiwa yang telah dituliskan pada script.
Director’s Treatment :
Konsep visualisasi cerita sebagai hasil penerjemahan sutradara atas sekenaro yang dipelajari.
Dolly :
Alat yang digunakan untuk mendukung kamera saat pengambilan gambar yang kurang dinamis bila hanya mengandalkan tripod atau handheld operator kamera.
Door Frame Shot :
Merupakan cara pengambilan gambar untuk mendapatkan footage.
Dramatik :
Unsur karya film yang bisa membuat penonton selalu merasa ingin mengikuti cerita film itu hingga akhir.
Dolly/Track :
Gerakan kamera di atas tripod atau dolly mendekati atau menjauhi subyek. (Dolly In: mendekati subyek, Dolly Out: menjauhi subyek)
Dialogue Coach/Dialogue Director :
Orang dalam set yang bertanggung jawab membantu para aktor/aktris dalam mempelajari kalimat mereka selama pembuatan film. Mungkin juga membantu pengaturan dialog saja.
Dress The Set :
Perintah untuk menempatkan banyak benda (misal lampu, asbak, bunga, atau lukisan) di set untuk memunculkan realitas.
Drift :
Ketika seorang aktor/aktris hampir tidak disadari bergerak keluar dari posisinya. Dapat juga berupa petunjuk untuk menghilang dengan suatu cara tertentu, dengan arti melakukan perlahan dan bertahap.
Dual Role :
Pemutaran lebih dari satu bagian peran seorang aktor/aktris dalam sebuah film yang sama.
Dubbing :
Perekaman suara manusia secara sinkron dengan gambar film. Suaranya mungkin atau mungkin tidak berasal dari aktor/aktris yang sesungguhnya serta bisa juga bahasa yang digunakan ketika film tersebut dibuat. Dubbing biasanya diselesaikan dengan menggunakan Film Loops – bagian pendek dari sebuah gambar beserta dialognya dalam bentuk married print. Aktor/aktris menggunakan gambar dan soundtrack playback sebagai panduan untuk mensinkronkan gerakan bibir dalam gambar dengan perekaman suara terbaru. Umumnya digunakan untuk memperbaiki perekaman asli yang buruk., performa artistik yang tidak dapat diterima atau kemungkinan kesalahan dalam dialognya. Juga digunakan untuk perekaman lagu dan versi bahasa lain setelah proses pemfilman.
Dulling Spray :
Sebuah penyemprot aerosol yang menyisakan lapisan yang tidak mengkilat pada permukaan apapun dan tidak mengakibatkan penyilauan pada lensa kamera.
Durasi :
Waktu yang diberikan atau dijalankan.
Dimmer :
Digunakan untuk mengontrol naik turunnya intensitas cahaya.
Dissolve :
Teknik penumpukan gambar pada editing maupun syuting multi kamera.
Depth of Field :
Area dimana seluruh obyek yang duterima oleh lensa dan kamera muncul dengan fokus yang tepat. Biasanya hal ini dipengaruhi oleh jarak antara obyek dan kamera, focal length dari lensa dan f-stop.
Dramatic Emotion :
Emosi gambar secara dramatis.
Editing :
Proses pemotongan gambar.
Editorial Departement :
Divisi dimana semua potongan film yang telah dihasilkan digabungkan sehingga membentuk urutan yang koheren, kadang dengan bantuan asisten sutradara atau produser.
Electrician :
Orang yang bertanggung jawab terhadap penempatan dan penyesuaian cahaya serta menyediakan listrik sesuai kebutuhan tiap alat.
Exclusive Contract :
Kontrak yang menyatakan bahwa seseorang dapat bekerja hanya untuk orang atau perusahaan tertentu yang mengontraknya.
Exhibitor :
Orang atau perusahaan yang memiliki bioskop atau drive-in atau rantai lain yang memungkinkan ditontonnya sebuah film. Teater atau drive-in yang mempertunjukkan sebuah film.
Exposed :
Bahan baku film yang telah dipakai untuk merekam gambar. Kata “exposed” wajib dicantumkan pada setiap can film yang telah dipakai.
Ext. (Eksterior) :
Bagian manapun dari film yang direkam di luar ruangan; jalanan kota, stadium, gurun, hutan, atau puncak gunung, beberapa lokasi dapat dibuat ulang di sounstage studio namun tetap dinamakan eksterior dalam naskah.
Extra :
Orang yang dipekerjakan sebagai pemain latar, misalnya sebagai salah satu orang dalam kerumunan dalam adegan di jalan.
Engineering :
Sebutan dalam pengerjaan dan pembagian kerja dalam masalah teknis penyiaran.
Establish Shot :
Gambar yang natural dan wajar.
Extreme Close Up :
Pengambilan gambar dari jarak dekat.
Extras/Atmosphere :        
crowd atau orang – orang yang berfungsi sebagai pendukung suasana.
Est. Production Time :       
Estimasi / perkiraan waktu total produksi untuk pengambilan gambar.
Est. Set up :
Estimasi / perkiraan jumlah sudut pengambilan gambar yang dibutuhkan pada sebuah adegan
Extreme Long Shot (ELS) :
Subjek tampak sangat jauh sehingga membuatnya tampak dari kejauhan.
Eye Level :
Pengambilan gambar dengan ketinggian relatif sedang, kurang lebih sejajar dengan tinggi badan kita.
ENG (Electronic News Gathering) – Produksi Berita Elektronik :
Proses rekaman video jenis berita dengan menggunakan peralatan yang mudah dibawa (portable) misalnya kamera VCR portable dan 1 mikrofon, dengan crew seorang juru kamera disertai seorang sutradara yang sekaligus merangkap sebagai reporter.
EFP (Electronic Field Production) – Produksi Lapangan Elektronik :
Sama dengan ENG, hanya jenis program yang diproduksi adalah dokumenter, sinetron (film style)
Editor :
Orang yang mengedit video hasil rekaman, pengaturan tata suara seperti musik, SFx (Sound Effect) dan BGM (Background Music) agar dapat enak dilihat. Tugas Penyunting Gambar (editor) :
Menerima film atau gambar-gambar dan rekaman kejadian shooting dari bagian produksi di lokasi shooting
Mencermati gambar-gambar bersama Produser dan Sutradara
Mendigitalisasi gambar ke dalam hard-disk
Menentukan shot-shot yang dipotong dan disimpan
Mengurutkan shot ke dalam draft edit
Mixing musik, soun effect, narasi ke dalam cutting akhir
Mengedit film sesuai dengan durasi waktu yang ditetapkan
Menjamin bahwa gambar-gambar yang dipilih dapat lulus sensor.
Electric Departement :
Divisi yang bertanggung jawab terhadap penjagaan dan penyediaan segala alat elektrik. (misalnya: lampu, kabel, dan lain sebagainya) untuk kebutuhan film.
Engineering :
Sebutan dalam pengerjaan dan pembagian kerja teknis penyiaran.
Fading :
Digunakan untuk menyebut tampilan gambar yang muncul. (fade in = muncul, fade out = menghilang)
Fill Light :
Cahaya tambahan yang berguna untuk mengisi bagian yang gelap
First Take :  
Waktu pengambilan gambar pertama kalui disesuaikan dengan jadwal.
Floor plan :
Panduan atau patokan bloking perangkat kamera, tata cahaya, settiong, artis, dan para pendukung produksi lain di lapangan. Floor plan seperti peta lapangan produksi dari atas.
Framing :
Memberi margin atau batasan area seting yang masuk dan tertangkap oleh lensa kamera saat perekaman gambar.
Frog Eye Level :
Pengambilan gambar kurang lebih kamera terletak di bawah paha.
Full Shot (FS) :
Pengambilan gambar dilakukan pada subjek secara utuh dari kepala hingga kaki.
Following :  
Hampir sama dengan tracking, tapi npergerakan kamera followimh lebih moveable, kamera bergerak lebih aktif mengikuti kemana perginya talent.
Footage :
Sekumpulan hasil pengambilan gambar yang mungkin bisa dilakukan sebagai stock shot pada proses editing. Footage bukan gambar adegan utama, tetapi bisa di letakan sebagai gambar pendukung.
Film Loader :
Pengisi Film, Anggota tim kamera kadang adalah asisten kameramen yang mengisi film yang belum diekspose ke dalam magazine dan mengeluarkan film yang telah diekspose.
Floor Director :
Seseorang yang bertanggungjawab membantu mengkomunikasikan keinginan sutradara dari master control ke studio produksi.
Filter :
Suatu alat dalam kamera yang tugasnya menyesuaikan kondisi cahaya luar atau dalam, agar antara perbedaan cahaya kuat dengan cahaya yang lemah bisa diseimbangkan (balance).
Kamera mempunyai 4 macam filter, yaitu 1, 2, 3, 4. Filter 1 untuk cahaya yang mengunakan Artificial Light (tungsteen) biasanya dalam ruangan (in door) dan 2, 3, 4 utnuk intensitas cahaya luar ruangan/sinar matahari (out door).
Frame :
Keterbatasan cara memandang yang sifatnya fatamorgana. Dalam kaitan ini pengganti dari fungsi mata manusia adalah Kamera. Benda ini mempunyai daya tangkap cahaya yang terbatas karena tergantung ukuran lensanya kamera itu sendiri. Besaran daya tangkap lensa kamera itulah yang disebut dengan Frame dengan kata lain disebut Bingkai.
Frame dibatasi dengan ukuran tertentu misalnya saja ukuran pesawat televisi adalah 3:4. Berapa pun besarnya pesawat televisi tetap saja 3 banding 4 (3:4). Karena bentuknya hampir mendekati bentuk dengan persegi empat. Oleh karena itu dalam pembuatan gambar atau penuangan dalam frame harus diletakkan persis ditengah frame secara simetris.
Ditengah frame tempat sasaran gambar diletakkan/dituangkan disebut dengan Point of Interest (POI). Tetapi dalam stasiun televisi tetangga sebut saja Malaysia, Singapore, Philipina merka mengatakan dengan istilah Point Of View (POV).
Fault Frame :
Kesalahan dalam frame tapi bukan berarti suatu harga mati karena bisa saja kameraman suatu saat yang meliput event secara tiba tiba (tidak terencana) sehingga tidak dapat memikirkan point of interest, yang pentingdia pikirkan adalah bagaiman mendapatkan gambar apapun hasilnya, tetap saja dapat diterima semua pihak.
Kesalahan dalam frame yang dimaksudkan adalah pembuatan gambar yang terencana namun kameraman tidak mengindahkan atau melalaikan norma norma framing alhasil gambar yang dibuat kelihatan tidak bagus, mungkin terpotong,mungkin terlihat seperti tenggelam dan lain sebagainya.
Fade Out, Fade In :
Efek berupa gamabr yang perlahan hilang dan menjadi gelap (fade out) atau gambar yang muncul dari kegelapan (fade in). Digunakan untuk menekankan berlalunya waktu atau akhir dari adegan atau cerita.
False Move :
Gerakan yang tidak terencana oleh aktor/aktris sebelum melakukan gerakan yang telah direncanakan. False Move yang dilakukan aktor dapat memunculkan masalah dengan mengatur Dolly Grip untuk bergerak bersama dolly dan kamera karena ia berpikir bahwa gerakan aktor adalah isyarat untuk menggerakan kamera.
Fast Motion :
Melakukan pemfilman dengan kecepatan dibawah standar kemudian memproyeksikan dengan kecepatan standar untuk membuat tindakan terlihat lebih cepat dari normal. Juga menciptakan efek masa lalu dan film bisu.
Feature Part :
Peran yang tidak terlalu penting untuk seorang bintang, tapi cukup besar untuk memunculkan perhatian khusus. Biasanya dilakukan oleh aktor/aktris yang telah dikenal baik oleh penonton. Saat ini lebih dikenal dengan Cameo.
Fifty-fifty :
Biasanya sudut kamera atau pengambilan gamabr ketika dua orang aktor/aktris saling berhadapan, berbagi lensa dengan adil. Juga disebut sebagai a two shot atau a two.
Film :
Media untuk merekam gambar yang menggunakan selluloid sebagai bahan dasarnya. Memiliki berbagai macam ukuran lebar pita seperti 16mm dan 35mm.
Film Clip :
Bagian pendek dari sebuah film.
Film Loader (Pengisi Film) :
Anggota tim kamera kadang adalah asisten kameramen yang mengisi film yang belum diekspose ke dalam magazine dan mengeluarkan film yang telah diekspose ke dalam cam.
First Run :
Pertama kali sebuah film dilepas ke bioskop untuk ditonton. Saat ini lebih dikenal dengan premiere.
Fishpole Boom :
Sebuah tiang ringan yang dapat digenggam dan dapat dipindahkan untuk digunakan meletakkan mikrofon di lokasi yang sulit selama pemfilman.
Flag :
Miniatur Gobo dari kayu lapis atau kain pada bingkai metal yang diletakkan pada century stand.
Flare :
Ketika suatu obyek atau cahaya dari set memantulkan cahaya yang tidak diinginkan scara langsung pada lensa.
Flashback :
Bagian dari cerita film yang mengisahkan waktu periode awal, tergantung dari cerita.
Flub :
Ketika aktor/aktris melakukan kesalahan dalam pengucapan dialog – flubbed his line.
Fluid Head :
Landasan pada tripod kamera yang memberikan gerakan halus untuk kamera melalui penggunaan flywheel yang diletakkan dalam wadah berisi minyak dalam landasan itu sendiri.
Focus :
Penyelarasan gambar secara detail, tajam, dan jernih hingga mendekati obyek aslinya.
Fog Maker :
Menggunakan cairan khusus sehingga fog maker dapat memunculkan efek kabut, asap, efek kabur (blur), dan kelembaban.
Dengan menggunakan cairan jenis lain maka dapat digunakan untuk menghilangkan kabur yang tidak diinginkan. Alat ini dapat berukuran kecil, mesin yang dapat digenggam atau mesin besar yang diletakkan di kereta.
Follow Focus :
Perubahan fokus kamera selama adegan untuk mempertahankan fokus pada aktor/aktris yang bergerak mendekati atau menjahui kamera. Biasanya menjadi tugas first assistant cameraman.
Follow Shots :
Pengambilan gambar dengan kamera bergerak memutar untuk mengikuti pergerakan pemeran dalam adegan.
Final Editing :
Proses pemotongan gambar secara menyeluruh.
Floor Director :
Seseorang yang bertanggungjawab membantu mengkomunikasikan keinginan sutradara dari master control ke studio produksi.
Footage :
Gambar-gambar yang tersedia dan dapat digunakan.
Footage Counter :
Alat penghitung yang berada pada kamera untuk tetap dapat mengikuti jumlah film yang telah diekspose.
Four Walled Set :
Sebuah set yang memiliki 4 dinding bukan 3 seperti biasanya. Keempat dinding menutup area aksi secara sempurna namun mungkin dapat dipindahkan untuk memungkinkan pergerakan cahaya dan kamera selama melakukan pengambilan gambar.
Frame :
Suatu gambar dari banyak gambar pada gulungan film yang telah diekspose,  ukuran frame bervariasi sesuai format yang akan diambil gambarnya. Menyesuaikan kamera dan lensa sehingga gambar yang akan diambil memiliki batasan yang diinginkan.
Tracking :
Gerakan kamera maju atau mundur, biasanya dengan menggunakan alat seperti dolly untuk menyangga tripod yang berjalan diatas rel.
Track In :
Gerakan kamera maju.
Track Out :
Gerakan kamera mundur.
Frame per Second (fps) :
Sebuah film 35mm berputar dalam kamera dengan kecepatan normal menghasilkan 24 frame perdetiknya sehingga bila banyak frame yang diputar tiap detiknya aksi dari subyek akan diperlambat ketika diproyeksikan dalam kecepatan normal. Bila lebih sedikit dari 24 frame yang diputar maka aksi tampat dipercepat bila diproyeksikan dengan kecepatan normal.
Freelancer :
Orang yang tidak terikat kontrak dengan produser atau perusahaan manapun.
Garis imajiner :                     
Garis khayal pengambilan gambar sebagai batas gerak pandang kamera untuk menjaga konsistensi posisi objek antar frame.
Genset :
perangkat sumber listrik yang digunakan sebagai power input utama dalam produksi film.
Group Shot :
Pengambilan gambar dengan mengambil gambar lebih dari dua objek.
Gaffer :
Pemimpin electrician yang bertanggung jawab di bawah Director of Photography mengenai pencahayaan set. berbagai bentuk dan ukuran.
Green Departement :
Divisi yang bertanggungjawab untuk menyediakan pepohonan, semak, bunga, rumput, dan benda-benda hidup lainnya baik yang asli maupun buatan.
Handheld :
Mengambil gambar dengan hanya menggunakan tangan sebagai alat penyangga, tidak memakai alat tambahamn lainnya.
Head Room:                        
Ruang jeda semu yang berada diantara kepala artis dan frame kamera.
High Angle :
Merekam gambar dari sudut atas objek sehingga objek terlihat terekspose dari bagian atas.
Hunting Lokasi :
Mencari lokasi sesuai dengan tuntutan skenario.
Hairdresser :
Spesialis penata rambut untuk film. Seorang hairdresser mungkin bekerja dengan penata rambut laki-laki maupun perempuan.
Hairdresser Departement :
Bertanggungjawab atas kebutuhan rambut asli maupun wig untuk para aktor dan aktris.
Int / Ext :
Keterangan tempat sebagai setting cerita dalam sekenario untuk pengelompokan ruang interior dan eksterior.
Infotainment :
Informasi dan entertainment yang sebenarnya merupakan magazine show. Kalau dilihat dari ciri berita keras, maka beberapa item infotainment dapat dimasukkan pada program berita keras reguler. Dengan durasi per item tentunya singkat. Akan tetapi apabila akan dibahas lengkap dan detail maka dengan magazine show (infotainment) lebih tepat karena tidak terbatas waktu. Di mana stasiun televisi di Indonesia sebagian besar menayangkan infotainment menonjolkan hiburan yang bersifat feature atau investigasi report. Sehingga sumbernya yang berasal dari berita keras reguler, biasanya telah muncul terlebih dahulu.
Jimmy Jip :
Piranti pendukung kamera yang digunakan dalam pengambilan gambar yang memungkinkan kamera bergerak lebih dinamis untuk menjangkau area yang sulit dilakukan oleh operator kamera seperti tuntutan sutradara.
Jedah :
Suatu ruang kosong dalam frame televisi atau kamera yang sengaja dibuat oleh kamerawan untuk memberikan makna gambar itu sendiri.
* Jedah yang berada diatas kepala disebut Head Room
* Jedah yang adanya depan hidung/muka disebut Nose Room
* Jedah yang adanya dikepala belakang disebut Back Room
Jump Cut :
Suatu pergantian shot dimana kesinambungan waktunya terputus karena loncatan dari satu shot ke shot berikutnya yang berbeda waktunya.
Karakter :
Tokoh yang melakukan dialog dalam suatu adegan.
Key Light :
Cahaya utama yang berfungsi sebagai penerangan pokok atau utama dalam frame tangkapan kamera.
Komposisi Framing :
Mendapatkan hasil perekaman objek yang tidak asal rekam saja, dan mengupayakan wujud visual film agar tidak terkesan monoton sehingga enak dilihat.
KZ. No :
Penomoran kaset atau bahan baku produksi dengan maksud memudahkan proses editing dan pemilihan hasil gambar.
Location On Script :
Lokasi yang digambarkan dalam sekenario sebagai setting cerita.
Location to Shoot :
Lokasi yang dipilih sutradara uintuk mengeksekusi adegan sebagai penerjemah lokasi yang digambarkan sekenario.
Logging :
Proses editor memotong gambar, mencatat waktu pengambilan gambar, dan memilih shot – shot yang ada yang disesuaikan dengan ka,era report.
Logistic : 
Segala kebutuhan dalam produksi film / kebutuhan konsumsi pelaksanaan produksi.
Long Shot (LS) :                   
Framing diantara MLS dan ELS. Dengan kata lain ruang pandangnya lebih lebar dari MLS dan lebih sempit dibandingkan ELS.
Low Angle :
Pengambilan gambar dari sudut bawah.
Live:
Program disiarkan secara langsung, tahap produksi merupakan tahap akhir dalam proses. Kebanyakan program-program berita, olah raga, upacara kenegaraan disiarkan secara langsung.
Live on Tape :
Produksi berlangsung terus tanpa terhenti, sampai akhir program, editing hanya dalam hal-hal khusus (insert editing). Direkam per bagian (segment) Direkam dengan single camera – single VCR (film style). Direkam dengan multi camera – multi VCR.
Live on Cam :
Format berita TV yang disiarkan langsung dari lapangan atau lokasi peliputan. Sebelum reporter di lapangan menyampaikan laporan, presenter lebih dulu membacakan lead in dan kemudian ia memanggil reporter, di lapangan untuk menyampaikan hasil lipu­tannya secara lengkap. Laporan ini juga bisa disisipi gambar yang relevan. Karena siaran langsung memerlukan biaya telekomunikasi yang mahal, tidak semua berita perlu disiar­kan secara langsung. Format ini dipilih jika nilai beritanya amat penting, luar biasa, dan peristiwanya masih berlangsung. Jika peris­tiwanya sudah berlangsung, perlu ada buk­ti-bukti yang ditunjukkan langsung kepada pemirsa. Durasinya disesuaikan dengan ke­butuhan.
Live on Tape (Lot) :
Format berita TV yang direkam se­cara langsung di tempat kejadian, namun si­arannya ditunda (delay). Jadi, reporter mer­ekam dan menyusun laporannya di tempat peliputan, dan penyiarannya baru dilakukan.
Kemudian, format berita ini dipilih untuk menunjukkan bahwa reporter hadir di tempat peristiwa. Namun, siaran tak bisa dilakukan secara langsung karena pertimbangan teknis dan biaya. Meski siarannya ditunda, aktuali­tas tetap harus terjaga. Durasi bisa disesuai­kan dengan kebutuhan, namun biasanya lebih singkat dari format Live on Cam.
Live by Phone :
Format berita TV yang disiarkan secara langsung dari tempat peristiwa dengan menggunakan telepon ke studio. Lead in berita dibacakan presenter, dan kemudian ia memanggil reporter yang ada di lapangan untuk menyampaikan laporannya. Wajah reporter dan peta lokasi peristiwa biasanya dimunculkan dalam bentuk grafis. Jika terse­dia, bisa juga disisipkan gambar peristiwa sebelumnya.
Make-up / Hair Do :
Tata rias serta tata rambut untuk artis disesuaikan dengan tuntutan sekenario dan sutradara.
Medium Close UP (MCU) :
Pengambilan gambar dengan komposisi framing sunjek nterlihat lebih jauh dari  close up, tetapi lebih dekat dari medium shot.
Medium Full Shot/Knee Shot :
Memberi batasan framing tokoh sampai kira-kira ¾ ukuran tubuh.
Medium Long Shot (MLS) :
Framing kamera mengikutsertakan setting sebagai pendukung suasana, diperlukan karena ada kesinambungan cerita dan aksi tokoh dengan seting tersebut.
Medium Shot (MS) :
Merekam gambar subjek kurang lebih setengah badan.
Mozaic :
Memberikan efek gambar terpisah terbentuk dengan warnanya sehingga visualisasinya tidak begitu jelas ; cenderung mengunci warna / mengotakkan sehingga yang tampak hanya pergerakan gambarnya saja.
Make-Up Departement :
Bagian yang bertanggung jawab terhadap penampilan aktor/aktris agar sesuai dengan kebutuhan skenario pada saat syuting.
Music Departement :
Divisi yang bertanggungjawab dalam pengaturan atau menyediakan musik yang akan digunakan dalam film.
Magazine Show :
Sebuah program yang bisa bersifat “timeless” atau “actual” yang disajikan dengan menggunakan format majalah dengan rubrika-sinya. Ibarat majalah, maka Magazine Show diproduksi sesuai dengan target penontonnya sehingga desain produksi, script, host hingga editing style se-suai dengan nafas Magazine itu sendiri.
MCR (Multi Camera Remote) :
Produksi lapangan dengan mempergunakan kamera lebih dari 1, dengan switcher, beberapa monitor, sound audio sistem. Produksi yang direkam adalah sinetron, musik, olahraga, dsb.
Negatif Art :
Untuk membuat hasil visualisasi gambar yang seakan bertantangan dengan warna aslinya.
Natural Joint :
Teknik untuk peliputan pada “Orang“ sebagai sasaran obyek/subyek ada ketentuan ketentuan yang harus diperhatikan karena pada saat ini kebanyakan para calon kamerawan (pemula) melalaikan aturan aturan pengambilan gambar/visual sehingga pada saat di preview hasilnya mengecewa-kan. Natural joint pada dasarnya yang pokok pada anatomi tubuh orang dan menghasilkan shot size.
Neutral Density (ND) :
Gunanya untuk merekam sinar yang sangat kuat. Misalnya: bila akan mulai shoot, matahari langsung harus menggunakan filter 4¼ ND akan mendapat hasil gambar matahari yang utuh atau bila melaku-kan shooting di atas laut, atau mungkin di atas bukit atau gunung, maka harus menggunakan juga filter 4¼ ND, sehingga menghasilkan gambar yang terlihat kontras antara langit dan daratan. Bila tidak menggunakan filter ND gambar akan terlihat seperti berkabut atau foggy.
Natsound (Natural Sound) :
Suara lingkungan yang terekam dalam gam­bar bisa dihilangkan. Tetapi, biasanya nat­sound tetap dipertahankan, untuk memban­gun suasana dari peristiwa yang diberitakan.
OK / NG :
Keterangan pada kamera report sebagai status pengambilan gambar not good / OK sehingga bisa dipilih oleh editor.
Old Movie :
Memberikan efek sinema, warna cenderung kuning kecoklatab hampir seperti sepia.
One Shot :
Pengambilan gambar dengan satu objek saja.
Over Shoulder :
Mengambil adegan dialog dari sudut belakang / punggung bahu salah satu subjek sinematik.
Panning :
Pergerakan kamera dari kiri kekanan atau sebaliknya.
Parenthetical :
Keterangan aksi nyang ditulis dalam sekenario dan harus dilaksanakan oleh pelaku karakter ketika dia mengucapkan dialog.
Pastel :
Mengoreksi warna gambar menjadi lebih soft.
Person :
Setiap kru pelaksana yang terlibat.
Plot :                                     
Sebab-akibat yang membuat cerita berjalan dengan irama atau gaya dalam menghadirkan ide dasar.
Premiere :
Penyangan perdana karya film kepada seluruh pendukung produksi sebelum dipertontonkan kepada khalayak umum.
Production Budget :
Kebutuhan dana yang diperlukan untuk proses produksi hingga selesainya sebuah karya film.
Production Company :
Perusahaan atau komunitas yang memproduksi karya film tersebut.
Production Notes :
Catatan produksi yang perlu diperhatikan agar bisa dievaluasi / diwaspadai dalam pelaksanaanya dilapangan.
Production Preparing :
Proses persiapan produksi agar tidak terjadi kendala saat shootng sudah dimulai atau peranti produksi lain tertingal atau terlupa sehingga mengacaukan produksi.
Production Property :
Segala barang dan perangkat kerja untuk keperluan produksi pembuatan film.
Project Duration :
Durasi yang direncanakan untuk sebuah karya film.
Project Title :
Nama proyek yang sedang diproduksi, atau sering diisi dengan judul film.
Picture Of Quality :
Kualitas gambar di tentukan adanya pengoperasian alat yang akurat (expert). Kriteria gambar bisa disebut bagus apabila memenuhi standard operational prosedur salah satu diantaranya :
* Adanya pengaturan focusing yang tepat.
* Adanya pengaturan diagfrahma (f.)  sesuai dengan cahaya yang ada.
* Adanya penggunaan filter camera sesuai dengan kondisi out door atau in door
* Adanya penataan cahaya (lighting) yang tepat
* Adanya penempatan/letak kamera yang benar
Package (PKG) :
Format berita TV yang hanya lead in-nya yang dibacakan oleh presenter, tetapi isi berita merupakan paket terpisah, yang di­tayangkan begitu presenter selesai membaca lead in. Paket berita sudah dikemas jadi satu kesatuan yang utuh dan serasi antara gambar, narasi, soundbite, dan bahkan grafis. Lazim­nya tubuh berita ditutup dengan narasi. For­mat ini dipilih jika data yang diperoleh sudah lengkap, juga gambarnya dianggap cukup menarik dan dramatis. Kalau dirasa penting, reporter dapat muncul dalam paket berita tersebut (stand up) pada awal atau akhir ber­ita. Durasi maksimal total sekitar 2 menit 30 detik.
Producer :
Seseorang yang bertanggungjawab secara umum terhadap seluruh pelaksanaan produksi. Produksi yang dimaksud biasanya berkaitan dengan produk audio visual.
Namun secara umum, Jenis Produser terbagi dalam 4 kategori :
1. Producer who create the content: para kreator dibalik program-program TV drama dan non-drama (variety show, reality show, games, quiz, musik, magazine show,etc). Mereka adalah orang-orang kreatif yang berada di departemen Produksi/Content Acara.
2. Producer who manage administration and money: dikenal sebagai produser lapangan yang profesional dalam manajemen administrasi (kontrak, proposal, jadwal, dsb) dan finansial. Dibutuhkan talent kepemim-pinan yang kuat untuk Produser ini.
3. Producer who sell programming and work on marketing: berada di bawah Departemen Programming atau Marketing. Me-reka ini yang membangun dengan kreatif berbagai paket-paket program TV agar laku dijual ke sponsor dan disukai publik.
4. Producer who produce News and Sport: para Jurnalis Televisi yang mampu memproduksi berita-berita atau feature yang akurat sesuai dengan filosofi dari jurnalistik yaitu aktual dan faktual.
Tugas dan Tanggung Jawab Produser :
Merencanakan segala sesuatu yang berkaitan dengan pengembangan program televisi (penelitian, pengembangan ide, perencanaan anggaran, penyediaan fasilitas, dll)
* Bertanggung jawab terhadap produksi program televisi secara mtepat waktu.
* Bertanggung jawab  kualitas program televisi.
Penulis Naskah :
Orang yang memiliki ide membuat cerita dan dituangkan ke dalam naskah untuk keperluan produksi TV, baik drama maupun news.
Tugas dan tanggungjawabnya menyusun naskah sesuai dengan ide-ide yang disampaikan oleh produser dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan program televisi.
Production Departement :
Bagian yang menentukan batasan biaya dan menangani persiapan dan pelaksanaan atas segala keperluan dalam sebuah produksi.
Production Assistant :
Orang yang bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi dilapangan selama proses produksi.
Production Manager :
Orang yang bertanggung jawab atas detail produksi dari awal sampai produksi itu selesai.
Production Unit :
Terdiri dari sutradara, kru kamera, kru tata suara, bagian listrik dan semua orang yang diperlukan dalam suatu produksi.
Prop Man :
Orang yang bertugas untuk memastikan bahwa properti ada ditempat yang seharusnya pada saat dibutuhkan untuk suatu produksi.
Rate :
Harga atau biaya rata-rata.
Reading – Rehearsal Talent :
Pelatihan oleh sutradara dan asistennya dalam mendalami tokoh yang akan diperankan oleh talent.
Reflection Shot :
Pengambilan gambar pada cermin yang memperlihatkan subjek atau beyangannya.
Reflektor :
Alat bantu tata cahaya yang berguna untuk mengimbangi cahaya yang datang dari sisi lain. Berbentuk lembaran tebal dilapisi pemantuk cahaya yang bersifat memendarkan atau membiaskan cahaya.
Retake:                                  
Pengulangan pengambilan gambar karena terdapat kesalahan. Misal kontinuitas adegan.
Rundown :
Penjadwalan shooting dengan cara mengelompokkan lokasi yang sama dan waktu yang berurutan untuk melaksanakan shooting secara efisien.
Research Departement :
Bagian riset yang terdiri dari orang-orang yang menilai otentisitas artikel, benda, kostum.
RACK FOCUS (Selective Focusing) :
Mengubah fokus lensa dari obyek di latar belakang ke obyek di latar depan atau sebaliknya, untuk mengalihkan perhatian penonton dari satu obyek ke obyek lainnya.
Reader :
Format berita TV yang paling sederhana, hanya berupa lead in yang dibaca presenter. Berita ini sama sekali tidak memi­liki gambar ataupun grafik. Hal ini dapat ter­jadi karena naskah berita dibuat begitu dekat dengan saat deadline, dan tidak sempat di­padukan dengan gambar. Bisa juga, karena perkembangan peristiwa baru sampai ke tangan redaksi, ketika siaran berita sedang berlangsung. Maka perkembangan terbaru ini pun disisipkan di tengah program siaran. Beritanya dapat berhubungan atau tidak berhubungan dengan berita yang sedang di­tayangkan. Reader biasanya sangat singkat. Durasi maksimalnya 30 detik.
Sepia :                                    
Membuat tampilan warna cenderung kuning kecoklatan atau soft colour.
Set Contruction :                 
Bangunan latar belakang untuk keperluan pengambilan gambar.
Scene :
Adegan cerita sebagai runtutuan alur peristiwa dalam sekenario.
Script Breakdown :
Penjabaran atau pembahasan secara mendalam mengenai skenario by scene, secara detail.
Script Breakdown Sheet :
Lembaran bantu administrasi produksi yang berisi informasi atau data lengkap kebutuhan scene sebagai pembedahan adegan dalam sekenario secara detail sebelim dilakukan eksekusi gambar.
Scene Name :                       
Penamaan sebuah scene dalam sekenario. Biasanya dihubungkan dengan kejadian dalam adegan pengambilam gambar untuk mempermudah mengingat scene lebih lagi dalam proses editing.
Scene No :
Penamaan sebuah scene dalam sekenatio. Biasanya dihubungkan dengan kejadian dalam adegan pengambilan gambar untuk mempermudah pengingatan scene terutama dalam proses editing.
Set Artistic :
Konsep desain tata ruang sebagai pendukung tempat pengambilan gambar adegan.
Spesial Equipment :           
Perangkat dan peranti khusus yang harus disediakan guna mendukung proses pengambiakn gambar yang tidak memungkinkan bila hanya menggunakan peranti standar.
Spesial Effect :
Efek khusus yang dikenakan pada hasil pengambiolan gambar untuk lebih menghidupkan adegan.
Shot / Angle :
Sudut pengambilan gambar dari sebuah adegan.
Shooting Days :
Berkenaan dengan hari keberapa proses pengambilan gambar dilakukan.
Shooting Format :
Berkenaan dengan bahan baku yang akan dilguynakan dalam proses pengambilan gambar.
Shot List :                              
Rencana urutan pemecahan adegan yang disesuaikan dengan secara rinci yang berguna untuk mengetahui proporsi adegan yang disesuaikan dengan durasi pengambilan gambar dan struktur tangga dramatik cerita.
Sinopsis :                              
Penuturan cerita secara literatur / gambaran agar penonton memahami secara sekilas bagaimana film itu disajikan.
Skenario :                              
Penuturan secara filmis, dengan penataan secara khuisus / draft akhir sebuah jalinan cerita yang siap divisualisasikan menjadi sebuah karya film.
Slim :
Membuat tampilan gambar terlihat meninggi.
Slow Shutter :
Menggerakan gambar sehingga terlihat slow motion.
Solarize :
Menegaskan warna sehingga kontrasnya begitu tampak.
Sound :
Suara / bunyian lainnya untuk mendukung peristiwa.
Sound Effect :
Efek suara yang digunakan untuk mempertegas kejadian atau membantu menyampaikan informasi kejadian.
Still :                                     
Membuat gambar diam.
Still Fotografi :
Penceritaan gambar diam dari sebnuah objak pandang oleh still kamera.
Storyboard :
Desain konsep sebuah karya audiovisual dalam hal ini film, yang masih berbentuk sketsa gambar dengan intruksi sutradara, sebagai alat bantu tim pelaksana produksi, terutama operator kamera, untuk mengeksekusi pengambilan gambar.
Stretch :
Kebalikan dari slim, membuat tampilan gambar memipih horizontal.
Sub Plot :
Bagian pendukung cerita untuk mencapai hasil yang maksimal dalam menuju / memperkuat Plot utama.
Theme / Tema :
Gagasan inti dari sebuah cerita.
Tilting :
Pergerakan kemera dari atas ke bawah atau sebaliknya.
Top Angle :
Teknik pengambilan gambar secara tepat dari sudut atas subjek, seperti peta.
Transisi Adegan :
Informasi perpindahan scene yang ditulis dengan huruf kapital diakhir scene sebagai gambar kontinuitas adegan.
Treatment :
Sketsa dari sebuah sekenario dan menjadi kerangka ceritanya.
Tripod :
Alat penyangga kamera agar gambar lebih stabil.
Tripod Transiton :
Pergerakan kamera on tripod dengan framing yang terbatas, tetapi meliputi area yang luas, lebih luas dari framiong lensa, sehingga secara aktif mencari kedudukan talent itu sendiri.
Two Shot :
Pengambilan gambar dengan dua objek.
Lanjutkan Membaca →